Kepribadian

Mengenal Empat Tipe Kepribadian


Artikel ini berisi tentang tipe-tipe kepribadian seseorang beserta ciri-ciri dari tipe kepribadian tersebut. Mau tau tipe kepribadian apa yang paling dominan di diri kamu? baca aja deh artikel ini!
Galen, seorang ahli fisiolog Romawi yang hidup di abad ke-2 Masehi , yang pertama kali memperkenalkan teori empat kepribadian. Ia menyatakan bahwa kepribadian manusia bisa dibagi menjadi empat kelompok besar: sanguin (populer), koleris (kuat), melankolis (sempurna), dan phlegmatis (damai). Meski teori ini tergolong sangat kuno, para psikolog masa sekarang mengakui, teori kepribadian ini banyak benarnya.

Menurut teori ini, tipe pertama adalah sanguin, tipe yang mempunyai energi yang besar, suka bersenang-senang, dan supel. Mereka suka mencari perhatian, sorotan, kasih sayang, dukungan, dan penerimaan orang-orang di sekelilingnya. Orang bertipe sanguin suka memulai percakapan dan menjadi sahabat bagi semua orang. Orang tipe ini biasanya optimis dan selalu menyenangkan. Namun, ia tidak teratur, emosional, dan sangat sensitif terhadap apa yang dikatakan orang terhadap dirinya. Dalam pergaulan, orang sanguin sering dikenal sebagai “si tukang bicara”.
Tipe kedua adalah koleris, yang suka berorientasi pada sasaran. Aktivitasnya dicurahkan untuk berprestasi, memimpin, dan mengorganisasikan. Orang bertipe koleris menuntut loyalitas dan penghargaan dari sesama, berusaha mengendalikan dan mengharapkan pengakuan atas prestasinya, serta suka ditantang dan mau menerima tugas-tugas sulit. Tapi mereka juga suka merasa benar sendiri, suka kecanduan jika melakukan sesuatu, keras kepala, dan tidak peka terhadap perasaan orang lain. Orang koleris seperti ini sering diidentifikasi sebagai “si pelaksana”.
Tipe ketiga adalah melankolis yang cenderung diam dan pemikir. Ia berusaha mengejar kesempurnaan dari apa yang menurutnya penting. Orang dalam tipe ini butuh ruang dan ketenangan supaya mereka bisa berpikir dan melakukan sesuatu. Orang bertipe melankolis berorientasi pada tugas, sangat berhati-hati, perfeksionis, dan suka keteraturan. Karenanya, orang melanklolis sering kecewa dan depresi jika apa yang diharapkannya tidak sempurna. Orang melankolis sering diidentifikasi sebagai “si perfeksionis” atau “si pemikir”.
Tipe keempat adalah phlegmatis, yang seimbang, stabil, merasa diri sudah cukup, dan tidak merasa perlu merubah dunia. Ia juga tak suka mempersoalkan hal-hal sepele, tidak suka risiko atau tantangan, dan butuh waktu untuk menghadapi perubahan. Orang bertipe ini kurang disiplin dan motivasi sehingga suka menunda-nunda sesuatu. Kadang, ia dipandang orang lain sebagai lamban. Bukannya karena ia kurang cerdas, tapi justru karena ia lebih cerdas dari yang lain. Orang phlegmatis tak suka keramaian ataupun banyak bicara. Namun, ia banyak akal dan bisa mengucapkan kata yang tepat di saat yang tepat, sehingga cocok menjadi negosiator. Orang phlegmatis kadang diidentifikasi sebagai “si pengamat” atau “si manis”.
Kepribadian secara umum diartikan sebagai karakteristik psikologis seseorang yang menentukan pola perilakunya. Feist & Feist (2002) dalam bukunya Theories of Personality menjelaskan bahwa secara spesifik kepribadian terdiri dari sifat-sifat atau disposisi-disposisi yang mengakibatkan perbedaan individu dalam perilaku.
Sifat-sifat seseorang itu mungkin sama-sama dimiliki dalam satu kelompok (keluarga, masyarakat), tetapi polanya antara individu berbeda. Jadi, tiap-tiap orang memiliki kepribadian yang unik.
Di dalam Psikologi, definisi kepribadian yang paling sering disebut adalah definisi yang dikemukakan oleh Gordon W. Allport. Psikolog yang meraih gelar doktor dari Harvard University dalam usia 24 tahun ini merangkum 49 definisi kepribadian dari berbagai sumber dan mengusulkan definisi yang cukup komprehensif.
Mula-mula (tahun 1937) ia mendefinisikan kepribadian sebagai “organisasi dinamis sistem psikofisik dalam diri individu yang menentukan penyesuaiannya yang unik terhadap lingkungan”.
Tahun 1961 ia merevisi dengan mengubah frase terakhir menjadi “yang menentukan karakteristik perilaku dan pikirannya.” Jadi, kepribadian adalah organisasi dinamis sistem psikofisik dalam diri individu yang menentukan karakteristik perilaku dan pikirannya. Seperti yang dikisahkan Feist & Feist, Allport memilih tiap frase dalam definisinya secara hati-hati, sehingga benar-benar menyatakan apa yang ingin ia katakana.
Istilah “organisasi dinamis” menunjukkan suatu integrasi atau saling keterkaitan dari berbagai aspek kepribadian. Kepribadian merupakan sesuatu yang terorganisasi dan terpola. Bagaimanapun, kepribadian bukan suatu organisasi yang statis melainkan secara teratur tumbuh dan mengalami perubahan.
Istilah “psikofisik” menekankan pentingnya aspek psikologis dan fisik dari kepribadian. Kata “menentukan” dalam definisi kepribadian menunjukkan bahwa kepribadian “merupakan sesuatu dan melakukan sesuatu”. Kepribadian bukanlah topeng yang secara tetap dikenakan seseorang; dan juga bukan perilaku sederhana. Kepribadian menunjuk orang di balik permukaannya atau organisme di balik tindakannya.
Dengan kata “karakteristik” Allport ingin menunjukkan sesuatu yang unik atau individual. Kepribadian seseorang bersifat unik, tidak dapat diduplikasi (ditiru) oleh siapa pun. Kata “perilaku dan pikiran” secara sederhana menunjuk pada sesuatu yang dilakukan oleh seseorang, baik perilaku internal (pikiran-pikiran) maupun perilaku-perilaku eksternal seperti berkata-kata atau tindakan.
Berdasarkan penjelasan Allport tersebut kita dapat melihat bahwa kepribadian sebagai suatu organisasi (berbagai aspek psikis dan fisik) merupakan suatu struktur dan sekaligus proses. Jadi, kepribadian merupakan sesuatu yang dapat berubah. Secara eksplisit Allport menyebutkan, kepribadian secara teratur tumbuh dan mengalami perubahan.
Dalam mengenal kepribadian seseorang, kepribadian dibagi menjadi 4 jenis, yaitu:
1. SANGUINIS yang pada umumnya mempunyai:
KEKUATAN:
· Suka bicara
· Secara fisik memegang pendengar, emosional dan demonstratif
Antusias dan ekspresif
· Ceria dan penuh rasa ingin tahu
· Hidup di masa sekarang
· Mudah berubah (banyak kegiatan / keinginan)
· Berhati tulus dan kekanak-kanakan
· Senang kumpul dan berkumpul (untuk bertemu dan bicara)
· Umumnya hebat di permukaan
· Mudah berteman dan menyukai orang lain
· Senang dengan pujian dan ingin menjadi perhatian
· Menyenangkan dan dicemburui orang lain
· Mudah memaafkan (dan tidak menyimpan dendam)
· Mengambil inisiatif/ menghindar dari hal-hal atau keadaan yang membosankan
· Menyukai hal-hal yang spontan
KELEMAHAN:
· Suara dan tertawa yang keras (terlalu keras)
· Membesar-besarkan suatu hal / kejadian
· Susah untuk diam
· Mudah ikut-ikutan atau dikendalikan oleh keadaan atau orang lain (suka nge-Gank)
· Sering minta persetujuan, termasuk hal-hal yang sepele
· RKP! (Rentang Konsentrasi Pendek)
· Dalam bekerja lebih suka bicara dan melupakan kewajiban (awalnya saja antusias)
· Mudah berubah-ubah
· Susah datang tepat waktu jam kantor
· Prioritas kegiatan kacau
· Mendominasi percakapan, suka menyela dan susah mendengarkan dengan tuntas
· Sering mengambil permasalahan orang lain, menjadi seolah-olah masalahnya
· Egoistis
· Sering berdalih dan mengulangi cerita-cerita yg sama
· Konsentrasi ke “How to spend money” daripada “How to earn/save money”.

2. MELANKOLIS yg pada umumnya mempunyai:
KEKUATAN:
· Analitis, mendalam, dan penuh pikiran
· Serius dan bertujuan, serta berorientasi jadwal
· Artistik, musikal dan kreatif (filsafat & puitis)
· Sensitif
· Mau mengorbankan diri dan idealis
· Standar tinggi dan perfeksionis
· Senang perincian/memerinci, tekun, serba tertib dan teratur (rapi)
· Hemat
· Melihat masalah dan mencari solusi pemecahan kreatif (sering terlalu kreatif)
· Kalau sudah mulai, dituntaskan.
· Berteman dengan hati-hati.
· Puas di belakang layar, menghindari perhatian.
· Mau mendengar keluhan, setia dan mengabdi
· Sangat memperhatikan orang lain
KELEMAHAN:
· Cenderung melihat masalah dari sisi negatif (murung dan tertekan)
· Mengingat yang negatif & pendendam
· Mudah merasa bersalah dan memiliki citra diri rendah
· Lebih menekankan pada cara daripada tercapainya tujuan
· Tertekan pada situasi yg tidak sempurna dan berubah-ubah
· Melewatkan banyak waktu untuk menganalisa dan merencanakan (if..if..if..)
· Standar yang terlalu tinggi sehingga sulit disenangkan
· Hidup berdasarkan definisi
· Sulit bersosialisasi
· Tukang kritik, tetapi sensitif terhadap kritik/ yg menentang dirinya
· Sulit mengungkapkan perasaan (cenderung menahan kasih sayang)
· Rasa curiga yg besar (skeptis terhadap pujian)
· Memerlukan persetujuan

3. KOLERIS pada umumnya mempunyai:
KEKUATAN:
· Senang memimpin, membuat keputusan, dinamis dan aktif
· Sangat memerlukan perubahan dan harus mengoreksi kesalahan
· Berkemauan keras dan pasti untuk mencapai sasaran/ target
· Bebas dan mandiri
· Berani menghadapi tantangan dan masalah
· “Hari ini harus lebih baik dari kemarin, hari esok harus lebih baik dari hari ini”.
· Mencari pemecahan praktis dan bergerak cepat
· Mendelegasikan pekerjaan dan orientasi berfokus pada produktivitas
· Membuat dan menentukan tujuan
· Terdorong oleh tantangan dan tantangan
· Tidak begitu perlu teman
· Mau memimpin dan mengorganisasi
· Biasanya benar dan punya visi ke depan
· Unggul dalam keadaan darurat
KELEMAHAN:
· Tidak sabar dan cepat marah (kasar dan tidak taktis)
· Senang memerintah
· Terlalu bergairah dan tidak/susah untuk santai
· Menyukai kontroversi dan pertengkaran
· Terlalu kaku dan kuat/ keras
· Tidak menyukai air mata dan emosi tidak simpatik
· Tidak suka yang sepele dan bertele-tele / terlalu rinci
· Sering membuat keputusan tergesa-gesa
· Memanipulasi dan menuntut orang lain, cenderung memperalat orang lain
· Menghalalkan segala cara demi tercapainya tujuan
· Workaholics (kerja adalah “tuhan”-nya)
· Amat sulit mengaku salah dan meminta maaf
· Mungkin selalu benar tetapi tidak popular

4. PLEGMATIS:
KEKUATAN:
· Mudah bergaul, santai, tenang dan teguh
· Sabar, seimbang, dan pendengar yang baik
· Tidak banyak bicara, tetapi cenderung bijaksana
· Simpatik dan baik hati (sering menyembunyikan emosi)
· Kuat di bidang administrasi, dan cenderung ingin segalanya terorganisasi
· Penengah masalah yg baik
· Cenderung berusaha menemukan cara termudah
· Baik di bawah tekanan
· Menyenangkan dan tidak suka menyinggung perasaan
· Rasa humor yg tajam
· Senang melihat dan mengawasi
· Berbelaskasihan dan peduli
· Mudah diajak rukun dan damai
KELEMAHAN:
· Kurang antusias, terutama terhadap perubahan/ kegiatan baru
· Takut dan khawatir
· Menghindari konflik dan tanggung jawab
· Keras kepala, sulit kompromi (karena merasa benar)
· Terlalu pemalu dan pendiam
· Humor kering dan mengejek (Sarkatis)
· Kurang berorientasi pada tujuan
· Sulit bergerak dan kurang memotivasi diri
· Lebih suka sebagai penonton daripada terlibat
· Tidak senang didesak-desak
· Menunda-nunda / menggantungkan masalah.
Baik hati, cerewet, lemah lembut, hangat, agresif, jujur, sabar, optimis merupakan kata sifat yang sering digunakan untuk menggambarkan kepribadian seseorang. Begitu juga konsep ekstrover/introver, emosi stabil/labil, locus of control internal/eksternal, konsep diri positif/negative, dsb.
Kepribadian seseorang juga digambarkan berdasarkan profil motif (kebutuhan-kebutuhan), minat, nilai hidup, dsb. Pendek kata, banyak sekali hal yang dapat dideskripsikan untuk mewakili kepribadian seseorang.
Banyak orang berpikir bahwa kepribadian merupakan sesuatu yang cukup stabil, tidak berubah-ubah. Orang yang keras kepala selamanya akan keras kepala. Orang yang cerewet selamanya akan cerewet. Orang yang lemah lembut selamanya akan lemah lembut.
Bila kita beberapa kali menghadapi perilaku rekan atau keluarga, kalau itu menyenangkan, kita segera menunjuk sifat baik orang itu. “Memang orangnya baik, kooperatif”; “Kamu orang yang optimistis” misalnya. Informasi mengenai perilaku yang bertentangan dengan sifat yang kita yakini, cenderung tidak kita percaya.
Sebaliknya, bila kita menghadapi kesulitan dalam menanggapi perilaku orang lain, kata-kata sifat negatif sering telontar, seperti “Dasar keras kepala”, “Dasar pembohong”, misalnya. Kadang ditambah lagi dengan ungkapan: “Dasar sudah watak. Watak memang lebih sulit disembuhkan daripada watuk (batuk)”.
Benarkah kepribadian merupakan sesuatu yang menetap, tidak dapat berubah? Keyakinan mengenai hal ini menentukan optimisme seseorang yang berkehendak untuk memengaruhi kepribadian orang lain.
Bila kepribadian diyakini sebagai sesuatu yang stabil (tidak dapat berubah), kita menjadi pesismis untuk dapat mengembangkan kepribadian. Berharap pun mungkin kita tidak mau. Lebih buruk lagi bila kita menutup diri untuk mengalami perkembangan dan perubahan kepribadian.

3 Komentar »

  1. kencana Said:

    kepribadian seseorang dapat diubah, bila ada motivasi dari dalam diri dan dukungan lingkungan secara terus-menerus.

  2. Sugeng Rianto Said:

    Kepribadian saya gimana ya?! he..he..he…anak gundar ya?! kampus mana?! salam kenal ya. 😀

  3. nda Said:

    salam kenal juga…


{ RSS feed for comments on this post} · { TrackBack URI }

Tinggalkan komentar